14 September 2010

Mengukur Efektivitas Cuci Darah

Ketika seseorang mengalami kondisi gagal ginjal terminal (GGT), fungsi ginjal kurang dari 14%, terapi yang disarankan salah satunya adalah haemodialisis (HD, cuci darah). Terapi ini diperlukan salah satunya adalah untuk menghilangkan produk sisa seperti urea (ureum) dari dalam darah darah. Urea, pada tingkat tertentu sebenarnya tidak (atau hanya sedikit) beracun, tetapi tingkat urea yang tinggi dalam darah, biasa terjadi pada pasien GGT, bisa berbahaya dan juga berarti bahwa telah terjadi penimbunan produk limbah lain yang lebih berbahaya. HD diperlukan untuk membersihkan produk-produk limbah ini dari dalam darah pasien GGT. Oleh karenanya, penting bagi pasien GGT untuk mengetahui sejauh manakah proses HD yang dijalaninya efektif mengeluarkan limbah-limbah tersebut.

Ada dua cara untuk mengukur efektivitas proses HD, biasa disebut dengan adekuasi HD (HD adecuacy) yang dijalani pasien GGT, yaitu dengan menghitung (1) tingkat pengurangan urea (URR, urea reduction rate) dan (2) tingkat pengurangan urea dari tiap volume cairan tubuh pasien selama HD (biasa disebut dengan tingkat Kt/V).

Bagaimana menentukan URR dan Kt/V?

Untuk dapat menentukan besarnya tingkat penurunan urea dalam satu proses HD, harus diketahui kadar urea dalam darah baik pada saat pra-HD maupun pasca-HD. Ini dapat dilakukan dengan datang ke laboratorium klinik dan melakukan pengujian sample darah pasien GGT. Nah, setelah diketahui kadar urea pra dan pasca HD baru kemudian dihitung berapa persen penurunan kadar urea yang dihasilkan dari proses HD tersebut.

Sebagai contoh, jika kadar urea praHD adalah 62 (mg/dL darah) dan kadar urea pasca HD adalah 19 mg/dL darah maka URR dari HD yang dijalani adalah (62-19)/62 atau sekitar 69%. Berapa tingkat URR standar sehingga HD bisa dikatakan efektif? Beberapa penelitian menyebutkan bahwa URR 65% atau lebih dianggap sebagai standar minimal bahwa proses HD efektif dan mengurangi risiko morbilitas dan mortalitas pasien GGT

Kt /V merupakan cara lain untuk mengukur efektivitas HD. Formula ini mengukur berapa banyak urea dibuang selama HD, dengan mempertimbangkan jangka waktu atau seberapa lama satu proses HD dilakukan. Dalam pengukuran Kt/V ini:

  • K adalah dialyzer's clearance tingkatan seberapa banyak darah yang dialirkan ke dalam dialyzer (tabung pencuci darah) dan dinyatakan dalam mililiter per menit (mL /min), biasa juga disebut dengan quick of blood,Qb. Angka ini bisa dilihat di mesin cuci darah. Biasanya diatur pada angka 200 mL/min.
  • t adalah waktu lamanya proses tiap HD (dalam menit). Standar proses HD di Indonesia adalah 2 kali seminggu masing-masing 5 jam. Dengan demikian besarnya t pada satu kali proses HD adalah 5 X 60 menit atau 300 menit.
  • V adalah volume air dalam tubuh pasien. Tubuh kita sekitar 60% terdiri air, dengan demikian 60% berat badan kita adalah volume air yang ada di tubuh kita sehingga besaran V di sini adalah 60% X berat badan.

Contoh, dalam satu proses HD dialyzer's clearance adalah 220 mL/menit dan sesi HD berlangsung selama 5 jam atau 300 menit. Berat badan pasein sbelum HD sebanyak 60kg. Maka tingkat Kt/V pasien tersebut adalah 300 X 220 atau 66.000 mL (66 liter) dibagi dengan 60% dari 60Kg atau 36. Sehingga Kt/V dari proses HD tersebut adalah 1,8.

Berapa tingkat Kt/V yang ideal? Para ahli berpendapat bahwa rata-rata tingkat Kt/V sebesar 1,2 atau lebih merupakan ukuran ideal dari satu proses HD.

Bagaimana meningkatkan URR atau Kt/V?

Jika rata-rata tingkat Kt/V seorang pasien GGT konsisten di bawah 1,2 perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan tingkat Kt/V-nya. Ini dilakukan antara lain dengan meningkatkan K, nilai Qb atau t, lamanya proses HD. Hanya saja, meningkatkan Qb bisa berakibat timbulnya berbagai keluhan pada pasien selama proses HD seperti pusing, sakit di dada dsb. Tingkat Qb ideal untuk psein dewasa adalah 350 mL/menit.

Tidak ada komentar: