
Keberadaan aneka bangunan pabrik di kiri kanan sungai menggambarkan bagaimana kemurahan alam memberikan begitu banyak manfaat bagi umat manusia. Kebanyakan pabrik-pabrik di kiri kanan sungai itu adalah industri dengan bahan baku yang diambil dari hutan di sekitarnya; kayu dan karet. Di sekitaran bangunan-bangunan besar pabrik yang berdiri kokoh itu berderet rumah-rumah panggung kayu. Satu dua rumah dilengkapi dengan antena parabola besar! Tapi, kebanyakan dari rumah-rumah itu termasuk dalam kelompok rumah sangat sederhana. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi keluarga yang mendiami rumah-rumah itu yang tentu akan sagat bertolak belakang dengan kediaman si pemilik pabrik....
Kapuas 2009
Lebih kurang 2 jam berada di Kapuas, pemandangan di kiri kanan sungai mengingatkan perjalanan saya 16 tahun yang lalu. Kondisi lalu lintas di tengah dan di bantaran sungai, hampir sama. lalu lalang kapal-kapal besar pembawa berbagai jenis komoditi dan perahu-perahu kayu sarat muatan. Perkampungan kumuh di kiri kanan sungai dengan rumah panggung kayu dan aktifitas penghuninya di pagi hari, bangunan-banguan pabrik, semuanya sama! Hanya saja ada satu perbedaan mencolok di banding kondisi 16 tahun lalu; pabrik-pabrik banyak tutup dan keliahatan hanya tak lebih dari onggokan besi karatan. Tampaknya, industri yang berbasis pada bahan baku kayu te;ah menemui ajalnya karena kesulitan bahan baku. Bagaimana tidak, selama mereka hanya paham mengambil kayu dari hutan tanpa pernah berpikir menanam kembali!
Yang membuat miris, kondisi masyarakat di sekitar pabrik, setidaknya dilihat dari kondisi rumah tinggalnya yang saya lihat dari tengah sungai, baik pada perjalanan di Batanghari 1993 maupun Kapuas 2009 ini adalah sama. Rupanya, kemiskinan memang tidak mengenal batas ruang dan waktu.
Foto Batanghari diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar