Hari 1
Senin 18 Mei 2009, merupakan hari pertama dari 21 hari pelatihan. Tidak banyak aktivitas yang dilakukan, baru sebatas orientasi-orientasi, macam disorientasi kami ni.... he3x. Acara dimulai pkl 9.30 waktu lokal, gila siang amat! Sesi pagi diisi dengan orientasi berbagai hal pendukung yg terkait dengan pelaksanaan pelatihan: ID, asuransi, pengurusan tiket pulang, setor pasphoto buat sertifikat, dll. Tak lupa kita juga dikasi tahu kalau kita dapat allowances dan bagaimana cara menghabiskannya, di kasih tahu tempat-tempat untuk jalan-jalan. Sepertinya ini jadi mode penjajahan cara baru..., kita diberi kesempatan untuk ini itu tetapi semua duit yang mereka keluarkan balik lagi ke perekonomian mereka. Ya sudahlah, nasib. Indonesia nggak sendirian kok, banyak negara-negara lain yang mengalami hal serupa.
Di sesi sore, orientasi lagi tentang materi pelatihan. Dari rundown acaranya, tampak cukup padat. Malah di dua hari terakhir sebelum balik, akan ada kunjungan ke Nagoya dan Toyota. Tapi, wabah swine flu mengancam di sana, koordinator sempet berharap mudah2an kunjungan tidak dibatalkan karena wabah flu ini. Ya, mudah2an! Oh iya, kondisi kaki masih bengkak, dan sepertinya bertambah parah, karena banyak naik turun tangga. Makanya sandal is the best! Kemana-mana pakai sandal. Selesai kira-kira jam 5 sore, istirahat di kamar. Sebelumnya, sempet dipinjamin notebook sama koordinator. Maklum, kabel adaptor yg dibawa dari Jakarta tidak nge-match dengan colokan disini. Sebenarnya info ini sudah ada sejak sebelum berangkat, tapi karena malas cari kabel, akhirnya mengandalkan pinjaman. Mau pinjam kabelnya saja nggak boleh, harus satu paket.
Hari 2
Seperti hari sebelumnya, kegiatan dimulai pukul 9.30. Tetapi, karena kegiatan akan dilakukan di kantor Kementerian Keuangan (satu gedung dengan kantor pajak pusat, namanya NTA) persiapan dilakukan lebih awal. Jam 8.30 semua peserta sudah masuk bis yang sudah menunggu dari tadi. Setelah ada briefing sebentar dari koordinator, berangkat kira2 8.45. Sampai di tujuan jam 9 lewat dikit. Ternyata nggak jauh.
Acara hari ini adalah presentasi dari masing2 peserta tentang pekerjaan masing-masing di kantornya. Jumlah peserta ada 11 dari 6 negara (Indonesia, Malaysia, Philipina, Vietnam, Thailand dan China). Menarik juga acara presentasi ini, bagaimana orang2 mencoba berkomunikasi dengan bahasa yang bukan bahasa ibu mereka, dan dari penampilan waktu presentasi kelihatan jarang yang pakai Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Lucu...! Yang menarik lagi, dari sisi materi presentasi, bahwa area perpajakan internasional merupakan satu topik yang disikpai secara serius oleh administrasi pajak di beberapa negara tadi. Secara kelembagaan, berdasarkan materi presentasi mereka, mungkin DJP hanya unggul dibandingkan Viet Nam dan Philipina. Dalam konteks ini, maka pantaslah diapresiasi kerja teman-teman di TP Working Group KP DJP yang dimotori oleh seorang kawan yang kerja keras tak kenal lelah mensosialisasikan TP, salah satu topik panas di area perpajakan internasional, kepada para pegawai DJP. *smiley*
Sesi terakhir diisi oleh Deputi Commissioner (International Affairs), Ishaka San, yang bercerita banyakk tentang situasi perekonomian mutakhir di Jepang dan perkembangan anggaran belanja dan pendapatan serta beberapa kebijakan yg dillakukan oleh kantor pajak Jepang. Beberapa catatan menarik, defisit anggaran ternyata luamayan besar. Utk tahun anggaran 2008, kira-2 30% kebutuhan anggaran di danai dengan hutang pemerintah. Sisanya oleh penerimaan pajak. Nah, yang berbeda dengan data yang sebelumnya pernah saya baca, penerimaan pajak sektor corporate sekarang lebih tinggi dari pajak dari sektor individu. Mungkin salah satu sebabnya, makin berkurang jumlah penduduk yang berada dalam working age karena laju pertumbuhan penduduk sangat kecil. Kebijakan pajak penting tahun ini antara lain, adanya pembebasan pajak atas dividen yang diterima (95% jumlah dividen yang diterima) oleh wajib pajak perusahaan di Jepang dari anak perusahaan di luar negeri jika penyertaan 25% atau lebih. Ini dilakukan untuk menarik dana keuntungan anak perusahaan yang tidak dibawa balik ke Jepang. Maklum, tarif PPh di sini cukup tinggi. Harapannya, ekonomi Jepang yang saat ini sedang menurun dapat tumbuh lagi dengan repatriasi dana-dana itu.
Hari 3
Tadi seharian dengerin ceramahnya Pak Aoyama. Gile aja tuh Pak Tua, kuat banget seharian ngomong. Tadinya saya berharap dapat lebih dari apa yang disampaikan oleh Pak Aoyama. Tapi, ternyata apa yang beliau sampaikan adalah beberapa hal dasar yangg terkait dengan perpajakan internasional. Beberapa topik yang perlu lebih detil, selalu dibilang sama dia nanti akan dijelaskan lebih detil di sesi2 berikutnya. Yaa, namanya juga Outline. Jadi cukuplah.
Besuk presentasi lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar