Cerita ini saya dengar dari si
'ternyata jago cerita' ketika kami berdua terlibat dalam satu pelatihan Nopember tahun lalu. Si 'ternyata jago cerita' menceritakan kisah ini ketika menutup satu kelas dengan memberi wejangan bagaimana kita seharusnya bekerja dalam sebuah tim. Intinya, mengapa kita harus mampu dan mau bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama. Cerita yang sungguh menarik, bahkan untuk sekedar cerita pengantar anak-anak menjelang tidurpun. Anak ketiga saya, yg berumur 5 tahun, bahkan sempat hapal cerita ini saking seringnya dia minta diceritain tentang kisah tiga hewan nakal ini. Tentu saja, ada modifikasi di sana sini agar cerita lebih masuk ke akal anak-anak.
***

Pada satu waktu jaman dulu, ketika para binatang masih bicara layaknya manusia sekarang. Terkabarlah tiga binatang yang saling bersahabat; kura-kura, kijang, dan kaki seribu. Suatu hari, Si Kura-kura ulang tahun. Layaknya sahabat yang baik, diundanglah Si Kijang dan Kaki Seribu ke rumah Kura-kura untuk menikmati hidangan ulang tahun. Si Kijang yang rumahnya paling jauh, datang terengah-engah setelah berlari beberapa kilo ke rumah kura-kura. Sementara Kaki Seribu karena dekat, sudah datang lebih awal. Jadilan tiga bersahabat ini menikmati kue ulang tahun Si Kura-kura. Begitu asyiknya mereka makan, sampai-sampai lupa bahwa mereka sedang tidak punya sediaan air minum. Maka, begitu makan kue ulang tahun dan kerongkongan terasa seret baru mereka sadar kalau tidak air untuk diminum.
Berkatalah si kura-kura, "Kijang, kamu kan larinya paling kencang, tolong dong beliin air minum, biar cepat kita bisa minum". Meskipun mampu untuk melakukan apa yang diminta oleh si kura-kura, kijang menolak untuk pergi beli air minum.
"Aku capek tahu, rumahku kan jauh dan aku datang ke sini lari-lari tadi....", sahut si Kijang.
"Nah, kalau aku yang pergi beli air, baru besuk aku nyampai rumah lagi!" seru si Kura-kura

sadar diri akan kemampuan berjalannya yang super lambat. Di antara debat yg seru antara Kijang dan Kura-kura, si Kaki Seribu dengan pede menyahut, "Udah biar aku saja yang beli minum." Serempak Kijang dan Kura-kura menyambut kesukarelaan Si Kaki Seribu. Maka beranjaklah Si Kaki Seribu keluar rumah. Kijang dan Kura-kura setia menunggu.
Setelah beberapa jam berselang, dan Si Kaki Seribu belum juga balik, si Kura-kura mulai penasaran. "Lama amat yak, Kaki Seribu. Kemana tuh beli air?"
"Iya nih, udah aku susulin aja... siapa tahu dia keberatan bawa air. Mana kerongokongan tambah seret nih", sahut Kijang sambil beranjak keluar rumah. Begitu melangkah keluar pintu, Si Kijang kaget bukan kepalang. Kijang mendapati Si Kaki Seribu ternyata masih berada di teras, dan tidak ada tanda-tanda bawa air minum. "Bah, masih di sini kau rupanya???" sergah Kijang kepada Kaki Seribu. "Belum berangkat juga dari tadi...?" tanyanya penasaran.

Sambil senyum kecut, Si Kaki Seribu menjawab, "Iya, Kijang. Aku kan musti pakai sepatu dulu. Nah, ini baru selesai...."
***
Dalam keseharian, seringkali kita dihadapkan pada situasi seperti yang dialami oleh ketiga bersahabat tadi. Ada saatnya situasi menghendaki kita bertindak tapi kita memilih untuk tidak bertindak, dan membiarkan
the incompetence mengambil alih. Atau kita cenderung untuk mengandalkan orang lain, padahal kitalah yang mustinya mengambil tanggung jawab.
Pertanyaannya, Si kura-kura, si kijang atau si kaki seribu-kah Kita saat ini? Semoga tidak....
Gambar diambil dari sini, sini dan sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar