24 Juli 2009

Mimbar Jumat: Stop Complaining, Do Something*

Seorang petani sedang mangarahkan jalan kuda-kuda penarik gerobaknya di tengah pagi buta. Lumpur kering akibat hujan beberapa hari sebelumnya membuat jalan kereta terseok-seok pagi itu. Ketika tiba ditengah-tengah jalan yang menghubungkan dua desa, tiba-tiba "prakk!", roda kereta pak tani tadi terperosok ke lubang bekas kubangan. Pak tani gusar bukan kepalang, barang bawaannya musti sampai di pasar sebelum matahari meninggi, kalau tidak, akan layulah sayuran hasil panennya itu. Dan, bayangan segepok uang hasil penjualan yang sudah ada di depan mata akan musnah begitu saja.

"Sial", umpat pak tani dalam hati. "Ya, Tuhan, mengapa roda keretaku masuk lubang, mengapa Kau persulit rejekiku hari ini. Coba roda keretaku nggak terperosok ke lubang sialan itu, mungkin aku sudah sampai di pasar..... Mana nggak ada orang yang bisa bantuin lagi...." Pak tani mengeluh berkepanjangan mengutuk nasibnya sambil berdiri terpaku menatap roda keretanya. Tanpa melakukan apapun!

Tiba-tiba, pak tani teringat satu nama yang dia yakini mampu membantunya mengangkat roda kereta. "Hercules!" pekik pak tani kegirangan. "Ya, kalau aku panggil Hercules, mungkin dia akan datang dan membantuku mengangkat roda kereta ini", guman pak tani dalam hati. Lalu, "Herculesss... datanglah!" teriak pak tani lantang. Tiba-tiba, wuusshhhhh... angin bertiup kencang menerbangkan debu jalanan. Dari balik debu muncullah sesosok laki-laki . "Ya, Hercules datang..." pak tani berkata dalam hati.

"Aha... syukurlah, kau datang wahai Hercules!" ujar pak tani tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Ada apa pak tani?" tanya laki-laki itu.

"Ini, Her, aku inging minta tolong kamu untuk angkatin roda keretaku. Kamu 'kan seorang laki-laki yang kuat dan perkasa... hehehe", jawab pak tani.

"Hmm... kenapa nggak kau lakukan sendiri, mengangkat roda keretamu?" tanya laki-laki itu lagi.

"Aduh..., aku ini kan hanya petani, badanku kecil, tenagaku lemah, mana mungkin mampu mengangkat roda kereta segede gini. Pasti nggak kuatlah Her, saiapalah aku ini...." Pak tani terus menerus merendahkan dirinya di hadapan laki-laki itu, dengan harapan laki-laki itu bersedia membantunya. "Nggak, kamu angkat sendiri saja", jawab laki-laki itu.

"Ayolah Her, bantu aku...." pinta pak tani memelas. Demikianlah, pak tani terus menerus mengeluh dan memelas minta tolong, tetapi laki-laki itu tak mau memenuhi permintaah pak tani. Setelah sekian lama, akhirnya laki-laki itu melunak juga. "Baik..." kata laki-laki itu. "Aku akan bantu, tapi ada syaratnya!" lanjut laki-laki itu.

"Apa itu?" balik pak tani cepat. "Aku akan bantu angkat, tapi kau juga harus ikut mengangkat roda keretamu itu. Kamu angkat sedikit saja sambil kau suruh jalan kudamu, akau akan bantu dari belakang", jawab laki-laki itu. "Baik kalau gitu, ayo kita mulai", kata pak tani semangat.

Pak tani itupun mulai mengangkat roda keretanya. Begitu roda terangkat sedikit, dia perintahkan kudanya untuk maju. Sementara laki-laki itu hanya berdiri di belakang kereta tanpa mau menyentuh sedikitpun kereta pak tani. Dia hanya berteriak-teriak meberi aba-aba kepada pak tani. Sedikit demi sedikit, sampai akhirnya rodak kereta keluar dari lubang lumpur. Tapi, tampaknya pak tani sempat melirik kelakuan laki-laki itu. Maka ketika dia bersiap akan naik kereta, pak tani bertanya kepada Hercules. kenapa tidak membantu sama sekali kecuali berteriak-teriak memberi aba-aba.

Laki-laki itu menjawab, "Aku nggak mau bantu sampai kau berusaha mencoba melakukannya sendiri! Karena kalau kau hanya berdiam sambil menggerutu dan mengutuk diri dan nasibmu, roda keretamu nggak akan pernah keangkat! Lagian, mana aku kuat mengangkat roda keretamu??" "Lho, Hercules kok nggak kuat", sergah pak tani.

"Siapa bilang aku Hercules, namaku Mughni.... tau!!" jawab laki-laki itu sambil tersenyum.

"??^*%^*#&"

*Diceritakan kembali dari dongeng pagi-pagi bersama Poetri dan Rafiq di 89,6FM 24/07/09

Tidak ada komentar: