05 Mei 2009

To Serve and To Enforce

'...janganlah rasa bencimu pada satu kaum, mencegahmu dari berbuat adil'

Sabtu kemarin, kebetulan bertepatan dengan hari pendidikan nasional, kantor tempat saya ngupoyo upo mengadakan kegiatan out-bound. Out-bound diselenggarakan di SLDC (Sentul Leadership Development Centre). Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan di antara teman-teman sekantor, maklum saja banyak orang baru yang masuk. Selain itu juga sebagai acara perpisahan karena beberapa orang yang sudah bertahun-tahun kerja bareng di kantor ini dipindahkan ke tampat lain. Secara pribadi, dari beberapa kali mengikuti kegiatan serupa, baru kali ini saya merasa menikmati. Nggak tahu kenapa, barangkali karena saya termasuk yang ikut sok sibuk menyiapkan acara ini atau mungkin karena manusia-manusia luar biasa yang tergabung di kantor ini. Mungkin dengan out-bound kemarin, beberapa orang yang pindah menjadi sedih karena harus meninggalkan kantor ini... *smile* *narsis mode: on*

Tapi, saya tidak akan bercerita panjang tentang out-bound ini, melainkan cerita tentang tag line acara out-bound, seperti yang tertulis di kaos (ada dua: orange belanda dan hijau) "to serve and to enforce". Ya, dua kata itulah yang menjadi tugas utama kantor ini, yang menjadi bagian dari otoritas pajak Republik Indonesia. Seperti halnya otoritas pajak di belahan lain di muka bumi ini, institusi pemerintah yang satu ini memang unik. Bagaimana tidak, satu institusi dituntut untuk memiliki dua wajah sekaligus pada saat bersamaan. Satu sisi dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang baik (to serve) , yang memudahkan setiap warga negara dalam membayar pajak, tapi pada saat bersamaan, di sisi lain juga dituntut untuk dapat berbuat 'super tegas' apabila ada ketidakpatuhan (to enforce). Ibarat kata, ekstrimnya, otoritas pajak mesti bermuka dua, satu muka seperti Arjuna, tokoh wayang yang lembut, sopan dan baik satu muka lagi seperti Dasamuka, sosok raksasa yang jahat.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana menyeimbangkan (tawazun, kata para uztad) antara pelayanan dan penegakan hukum yang optimal yang mampu memberikan efek kepada tingkat kepatuhan pajak dari warga negara. Dari sinilah, perlu dipikirkan kapan kita harus menunjukkan sisi kearjunaan kita dan kapan harus menunjukkan kedasamukaan. Untuk warga negara yang patuh dan secara baik sudah melaksanakan kewajiban perpajakan, sisi kearjunaan, mutlak untuk ditampilkan. Pelayanan yang baik dan prima musti diberikan untuk menjaga tingkat kepatuhan mereka. Sebaliknya untuk para warga negara yang tidak secara benar menjalankan kewajiban perpajakannya, penegakan hukum yang tegas dan tak pandang bulu perlu dilakukan sesuai dengan tingkat ketidakpatuhannya.

Dengan demikian, perlakuan otoritas pajak terhadap satu wajib pajak akan berbeda dengan perlakuan pada wajib pajak lainnya berdasarkan bagaimana perilaku dan kondisi obyektif wajib pajak-wajib pajak tersebut. Dalam manajemen kontemporer, ini disebut dengan manajemen kepatuhan berbasis risiko. Kegagalan melakukan ini akan menimbulkan kecenderungan otoritas pajak untuk bertindak tidak adil; tidak melakukan enforcement kepada pihak-pihak yang seharusnya layak untuk mendapatkannya, atau yang lebih parah, enforcement justru dilakukan kepada mereka yang sudah patuh! Atau, enforcement tidak dilakukan semata-mata karena kondisi obyektif, tetapi karena kepentingan-kepentingan lain. Yang demikian tentulah akan memancing kemurkaan Tuhan, karena Tuhan sudah secara tegas menyatakan bahwa kita musti bertindak adil, hingga jangan sampai kebencian, kedengkian, kejengkelan atau situasi subyektif kita lainnya yang pada seseorang membuat kita berlaku tidak adil padanya.

Mudah-mudahan tag line yang tersablon di kaos waktu out-bound kemarin, mampu mengingatkan saya dan teman-teman sekantor untuk selalu berpikir obyektif dan berbuat adil. Mampu memberikan pelayanan terbaik bagi mereka yang berhak dan sekaligus mampu melakukan penegakan hukum yang tegas dan tak pandang bulu pada mereka yang layak mendapatkannya. Sehingga nilai-nilai kita sebagai sebuah masterpiece dari kreasi Tuhan, tidak tercederai....

Tidak ada komentar: