Cesar Louis Menotti, filusuf sepak bola dan pelatih Argentina 1978, mendefinisikan sebuah gol dengan sangat sederhana. Sebuah gol, kata dia, adalah sebuah umpan terakhir ke gawang lawan. Namun demikian, definisi yang sederhana itu mengimplikasikan banyak hal yang tidak sederhana.
Pertama, karena merupakan umpan ke gawang lawan, berarti untuk menjadikan sebuah gol diperlukan kerja sama yang tertata rapi antar pemain di setiap lini permaian, bahkan sejak bola masih di lapangan sendiri. Sebuah gol, dengan demikian sengaja diciptakan melalui set piece yang tersusun rapi, bukan sesuatu yang sifatnya spekulatif.
Kedua, untuk mewujudkan set piece yang baik diperlukan keterampilan individual pemain yang luar biasa. Kontrol bola, dribel dan passing yang mendekati sempurna menjadi prasyarat mutlak. Dengan semua itu, para pemain akan percaya diri di lapangan dan akan menikmati setiap permainan. Selain itu, setiap pemain juga musti punya visi tentang bagaimana sepak bola menyerang itu dimainkan: dengan gairah, semangat, pantang menyerah tapi juga rileks, dan yang paling penting jujur!
Ketiga, untuk mewujudkan itu semua perlu seorang pelatih yang mampu menyampaikan visinya tentang sepak bola kepada para pemainnya, membimbing bagaimana permainan sepak bola harus dimainkan dan mampu menanamkan keyakinan kepada para pemain bahwa sepak bola yang mereka mainkan adalah sepak bola yang baik dan benar: tampil menghibur dan akan selalu mendatangkan kemenangan.
Hari ini, pagi ini, Pep Guardiola dan pasukan Catalannya memberikan gambaran nyata dari filusufi Menotti tadi. Kemenangan di partai puncak UCL 2009, merupakan klimaks penampilan apik mereka selama musim 2008/09 yang konsisten dengan sepak bola menyerang dan menghasilkan banyak gol. Lebih dari 150 gol dilesakkan ke gawang lawan oleh para pemain Barcelona dalam kompetisi kali ini. Berarti rata-rata, 2 koma sekian gol per pertandingan, sebuah capaian yang fantastis. Dan dari sekianbanyak gol itu, saya yakin lebih banyak gol yang merupakan umpan terakhir ke gawang lawan: lahir karena set piece dan berupa contekan, bukan tendangan spekulatif.
Maka, selayaknyalah tiga gelar juara mereka sandang, sebuah hasil yang sepadan dengan kerja keras dan konsistensi mereka. Selamat dan terima kasih Barcelona, untuk kemenangan dan permainan yang layak dinikmati sepanjang musim! Kepada MU yang menjadi lawan terakhir Barcelona musim ini, tidak perlu bersedih hati karena meski kalah, kalian telah dikalahkan oleh juara sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar