08 Mei 2008

Tidak Mau bukan Tidak Mampu...

Barusan buka imel, eh.. ada postingan di milis alumni oleh senior, Mas Absar Jannatin. Ini orang biasanya postingannya lucu2an dan plesetan, tapi postingan kali ini cukup beda dari biasanya. Sebuah kisah dari Khalifah Umar, salah satu sahabat Rasul yang jadi favoarit saya. Seperti kisah-kisah Khalifah Umar lainnya yg sering kita dengar, kisah tentang ketaatan, kesederhanaan, dan kesungguhan yang dahsyat luar biasa!!! Jadi kepikiran, betapa endahnya!!! punya pemimpin dengan kualitas seperti itu. Mudah2an Yang Maha Kuasa selalu memberi hidayah untuk selalu bisa mencontoh Khalifah Umar r.a. ini. Ini copy-paste an kisah dari Mas Absar, makasih bos ceritanya.

===============================================

Seorang Muslim bernama Hafash bin Ali Ash berkunjung ke rumah Khalifah Umar bin Khattab ra pada waktu makan siang. Hafash itu orang kaya di Madinah. Dia sering berkunjung ke rumah Khalifah Umar ra.

"Mari kita makan," ajak Khalifah Umar kepada Hafash, ketika Hafash bertamu pada saat makan siang.

Mereka duduk menghadap meja makan . Hafash terdiam melihat sepotong daging kering yang tebal dan keras sebagai makan siang. Hafash tidak terbiasa makan makanan seperti itu. Di rumah, makanan yang dihidangkan adalah makanan enak yang dimasak dengan baik oleh para juru masak. Hafash tidak mengambil makanan itu. Dia pasti tidak akan sanggup mengunyahnya. Perutnya juga pasti tidak akan biasa menerima makanan seperti itu.

"Apa yang membuat kamu terdiam?" Tanya Khalifah.

Hafash tersenyum, "Makanan kasar yang keras dan tebal itu, ya amirul Mukminin," jawab Hafash jujur. "Aku tidak biasa makan makanan seperti itu. Aku akan makan di rumah saja."

Khalifah menarik napas, "Apa kamu kira aku tidak mampu memotong kambing muda yang dagingnya empuk? Apa kamu kira aku tidak mampu mendatangkan gandum yang paling lembut lalu dibuat roti yang halus dan dituang kismis? Apa kamu kira aku tidak bisa membuat telur dadar yang dituangi keju serta garam cair?"

Hafash tertawa mendengarnya. Semua makanan yang disebutkan itu adalah makanan yang paling enak dan harganya mahal. Ternyata, Khalifah Umar tahu makanan mewah begitu.

"Demi Allah yang nyawaku ada di tangan-Nya, seandainya kebaikan-kebaikanku tidak berkurang, niscaya aku akan bersama kalian menikmati kesenangan hidup. Seandainya aku mau, akulah yang makanannya paling baik di antara kalian. Aku yang hidup paling sejahtera. Aku orang yang lebih tahu tantang makanan-makanan mewah," kata Khalifah Umar.
"Namun semua itu kutinggalkan untuk menghadapi hari di mana aku tidak memerlukan semua itu, ketika aku harus menghadap Ilahi Rabbi. Aku meninggalkan kesenangan hidup karena aku mengetahui firman Allah."

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia adalah permainan dan hiburan. Berbangga-bangga antara kamu yang berlomba banyak harta dan anak. Seperti hujan membuat tanaman-tanaman yang mengagumkan petani. Kemudian, tanaman itu kering dan kamu lihat warnanya kuning dan akhirnya layu. Di akhirat ada azab yang keras, ada pula ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang menipu.

Firman Allah yang diucapkan Khalifah Umar itu tercantum dalam Al Qur'an Surat ke-57: Al-Hadiid Ayat 20.

Tidak ada komentar: