tPresiden Amerika yang jadi miliknya dunia. Begitulah kira-kira gambaran buat Obama yang kemarin dinyatakan menang dalam Pemilihan Presiden di Amerika. Mungkin ini kali pertama pemilihan presiden di Amerika yang begitu menyita perhatian dunia, paling tidak menurut pengalaman saya. Tak hanya di Amerika Serikat, riuh rendah obrolan tentang pilpres Amerika juga terdengar di setiap penjuru dunia; Afrika, Asia, Australia dan Eropa. Di BBC Worldnews yang tayang di SMART 95.9 FM Jakarta dua minggu yang lalu ada rubrik tulisan dari pengamat politik, akademisi dll mewakili setiap kawasan di dunia --Kenya, Arab Saudi, Pakistan, China-- tentang prospek pengaruh Amerika di setiap kawasan pasca pilpres, utamanya bila Obama menang.
Berita kemenangan dan pesta menyambut kemenangan juga terjadi dimana-mana, mulai dari Kenya sampai Indonesia. Masyarakat di dua negara ini memang mempunyai hubungan emosional dengan Obama. Bapaknya Obama asli Kenya, sedangkan Bapak Tirinya asli orang Indonesia. Pertanyaannya, mengapa pencalonan dan kemudian kemenangan Obama dalam pilpres di Amerika begitu menyita perhatian masyarakat luas? Menurut saya ada dua hal.
Pertama,ini menyangkut masalah sentimen minoritas vs mayoritas. Fakta bahwa Obama merupakan Afro-Amerika dan McCain kulit putih, jelas membawa nuansa sentimen tadi dalam pilpres kali ini. Kalau dilihat statistik dalam beberapa polling, jelas bahwa hampir semua pemilih kulit hitam dan warna lainnya lebih suka milih Obama. Dalam setiap persaingan antara minoritas vs. mayoritas, sering kali orang banyak lebih bersimpati pada pihak minoritas. Kedua, orang sudah bosan dengan Presiden Amerika yang sekarang, Bush. Gaya kepemimpinan a la cowboy yang sangat ringan tangan dalam war against terrorism-nya dan keterpurukan ekonomi Amerika adalah dua hal utama yang bikin orang bete sama Mr. Bush ini. Oh iya, Mr. Bush ini sebenarnya kan kalah waktu pilpres 2000. Jumlah perolehan suara Bush di bawah perolehan suara Al Gore, tetapi karena model pilpres tak langsung dimana setiap negara bagian diwakili oleh para delegasi pemilih, jumlah delegasi pemilih yang di peroleh Al Gore ternyata lebih sedikit dari yang diraih oleh Bush. Ini juga barangkali yang membawa 'kutukan kesialan' dalam pemerintahan Bush.
Lalu, apakah kemenangan Obama akan membawa dampak yang signifikan pada dunia yang gegap gempita turut merayakan kemenangannya? Ini yang harus kita tunggu, karena tidak ada bukti empiris bagaimana perilaku Amerika Serikat dalam kehibupan pergaulan internasional di bawah kepemimpinan seorang Afro-Amerika. Pengalaman yang ada, ketika dipimpin oleh kulit putih, baik demokrat maupun republik, efeknya sama saja, dunia yang lain harus ngikut apa kata Amerika, sepeti kata para pengamat di atas.
1 komentar:
Kemenangan Obama tak ada pengaruhnya di Indonesia, namun saya berharap memberikan sentimen positif, untuk meredakan panasnya suhu pasar keuangan yang imbasnya juga sampai di Indonesia.
Posting Komentar